Wednesday, June 18, 2008

Buang sampah


Membaca posting Andi tentang anak muda Australia yang bertato, rambut panjang dan acak-acakan tapi membuang sampah ditempatnya (selengkapnya ada di blog Andi 'berandalan itu buang sampah di tempatnya), saya jadi ingin ikut cerita tentang kebiasaan membuang sampah.
Sejak kecil kita selalu diberitau untuk membuang sampah pada tempat sampah. Tapi kenapa banyak yang tidak melakukannya bahkan setelah mereka dewasa dan berpendidikan tinggi. Di kantor, di warung, di taman, pasti ada tempat sampah. Tetapi sangat jarang ada yang mau berjalan menuju ke tempat sampah untuk membuang bungkus permen, bungkus kacang, nota belanja dan lain sebagainya.
Saya amat sering melihat teman-teman sekantor (yang pendidikannya paling rendah S2), beberapa menyelesaikan sekolah di luar negeri, tetapi ketika sedang menunggu angkot, atau ketika berada di dalam bis dari kampus Unud Sudirman ke kampus Unud Bukit Jimbaran, mereka dengan santainya membuang kulit permen ke lantai bis atau membuangnya ke jalan.
Saya biasa memasukkan kulit permen kembali ke tas saya, sehingga kalau saya lupa mengeluarkan dan membuangnya ke tempat sampah ketika sampai di tujuan, maka keesokan harinya tas saya akan penuh dengan kulit permen atau bungkus keripik karena saya memang doyan ngemil.
Saat saya protes ke teman dan bertanya kenapa di luar negeri dulu begitu patuh membuang sampah di tempat sampah, tapi ketika di daerah sendiri justru buang sampah sembarangan. Jawabnya sungguh mengejutkan saya...'itu kan karena desa-kala-patra'. (desa-kala-patra=tempat-waktu-kondisi/circumstance). Di Bali konsep desa-kala-patra digunakan untuk menjelaskan perbedaan dalam adat dan kebudayaan Bali. Bahwa adat atau kebiasaan yang ada berbeda berdasarkan tempat, waktu dan kondisi. Tapi mengapa konsep itu diadopsi untuk hal yang tidak tepat; seperti kebiasaan membuang sampah. Tidakkah sebaiknya mereka yang telah berpendidikan tinggi (bahkan mendapatkan pendidikannya di luar negeri) meyebarkan dan memberi contoh tentang kebiasaan membuang sampah pada tempatnya seperti yang mereka lakukan ketika di luar negeri. Kenapa bertindak baik di negara lain - bukan berarti saya meminta untuk berbuat buruk di negara lain :) - dan bertindak yang tidak baik di daerah sendiri?

No comments: