Wednesday, August 20, 2008

Ngelawang Galungan



Kemarin, Rabu 20 Agustus (Budha Kliwon Dungulan - menurut Kalender bali), umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan yang merupakan kemenangan kebaikan (dharma) atas ketidakbaikan (adharma). Rentetan upacaranya dimulai jauh-jauh hari sebelum Galungan, mulai dari Tumpek Wariga yang merupakan hari memohon kesuburan tanaman bagi kehidupan manusia. Tapi, paling sibuk dan ramai sejak 3 hari sebelum Galungan. Kemudian memasang penjor sehari sebelum Galungan, memuja Hyang Maha Meru (bentuk bambu yang melengkung) atas anugerah-Nya berupa kekuatan dharma.
Setelah sembahyangan pada Hari Raya Galungan, saya ikut mengupah barong yang ngelawang. Ngelawang merupakan pentas seni keliling desa. Pentas ngelawang pada dasarnya sama dengan ngamen, tapi terjadi dengan akrab dan santai serta melibatkan 10-15 orang yang biasanya merupakan sebuah 'sekea' atau grup. Ngelawang berlangsung berkeliling dan pentas dapat berlangsung di jalan atau di depan pekarangan rumah.
Ngelawang di Hari Galungan kental suasana ritual dan magis, walau tentu saja ada unsur hiburannya. Kehadiran barong yang ngelawang bermakna untuk menghadirkan ketentraman, mengusir kejahatan (termasuk orang-orang yang bermaksud jahat) dan menghindari penyakit. Anak-anak paling suka menggoda barong yang ngelawang. Mereka sengaja menggoda, agar barong mengejar mereka. Dan itu merupakan keceriaan luar biasa bagi anak-anak saat merayakan Galungan.

Wednesday, August 13, 2008

Kembali ke Bogor

Saya meninggalkan Bogor tahun 1992, setelah sekitar 5 tahun sekolah di IPB. Tahun 2000, saya sempat ke Ciawi mengikuti pelatihan PEKERTI, tapi waktu itu tidak sempat ke Bogor kota. Baru seminggu yang lalu saya menelusuri kembali Jalan Raya Pajajaran yang dulu biasa saya lalui. Sangat banyak perubahan di Bogor (walau Kebun Raya tetap menjadi ciri khas), terutama banyaknya factory outlet dan angkot yang bertebaran. Tidak heran jika Perwakilan dari Kementrian Riset dan Teknologi yang membuka The 4th Indonesia Biotechnology Consortium Conference mengatakan selamat datang di Bogor yang hijau, bukan saja karena kebun raya, tapi juga karena angkotnya (angkotnya kebetulan berwarna hijau).

Berjalan-jalan di IPB Baranangsiang, tidak ada lagi tempat kuliah dulu, ruang P1 sampai P12 sudah berubah menjadi mall Botani Square, dimana terdapat IICC (IPB International Convention Centre) dan sekarang sedang dibangun hotel untuk fasilitas kenyamanan peserta conference nantinya. Gedung alumni yang dulu terlihat paling megah, sekarang terhalang mall dan terminal Damri. Kantor pos dan Warung DPR (Di bawah Pohon Rindang) masih ada, walau terkesan terabaikan. IPB memang sudah berpusat di Darmaga, tapi kenangan masih tertinggal di Baranangsiang.

Di depan IICC

4th IBC Conference menunjukkan perkembangan bioteknologi di Indonesia, mulai dari eksplorasi biofuel (Jatropha, Brassica, Algae), perkembangan tanaman transgenik, bakteri probiotik, serta dunia '-omics' (genomics, proteomics dan metabolomics), deteksi penyakit/perkembangan marker dengan proteomics. Kesan saya, materi penelitian bioteknologi di Indonesia tidak tertinggal jauh dibandingkan penelitian bioteknologi di Luar Negeri. Tentulah aplikasinya yang kita harapkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Saya sendiri masih mempresentasikah thesis S3 saya, tapi keingintahuan tentang status penelitian bioteknologi di Indonesia serta kesempatan berkenalan dengan peneliti lain .... dan sedikit bernostalgia :) mendorong saya untuk mengikuti konferensi ini. Saya juga menyempatkan diri berkunjung ke BB Biogen (dulu bernama Balitan) di Cimanggu. Melihat fasilitas yang ada di sana dan berharap bisa bekerjasama ke depannya.


Lab Kultur Jaringan di BB Biogen

Penyimpanan benih di BB Biogen

Di depan Kebun koleksi BB Biogen