Sunday, May 25, 2008

Hunting DNA


Seorang teman menjuluki saya sebagai "DNA hunter". 'Soalnya setiap ketemu mbak Pharma di lab, pasti sedang ekstrak DNA', begitu komentarnya. Padahal sebenarnya yang saya kerjakan bukan itu saja. DNA memang merupakan modal dasar dalam banyak analisis genetik secara molekuler. Mengekstrak DNA adalah pekerjaan lab yang mengasikkan dan tidak sulit dilakukan. Untuk DNA tanaman, ada banyak metode ekstraksi, tapi yang paling sering digunakan adalah metode milik Doyle dan Doyle (1990) yang menggunakan deterjen CTAB dalam buffer ekstraksinya.Secara sederhana ekstraksi DNA juga dapat dilakukan tanpa menggunakan zat-zat kimia yang mahal, tapi hanya dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia disekitar kita. Sehingga ekstraksi DNA dapat diajarkan sebagai materi praktikum di sekolah menengah.
Seperti yang dimuat dalam Science in School (Issue 1; Spring 2006) tentang Discovering DNA, ekstraksi DNA dapat dilakukan dengan menggunakan deterjen cair pencuci piring dan garam dapur sebagai komponen buffer ekstraksi (3 gram garam dapur + 90 ml air + 10 ml deterjen cair). Tanaman (dapat berupa daun, buah atau bunga) dihancurkan, kemudian ditambahkan buffer ekstraksi, dan diinkubasi pada 60C selama 15 menit. Selanjutnya diletakkan dalam es selama 5 menit, lalu disaring dengan menggunakan saringan kopi. Kemudian ditambahkan alkohol dingin sehingga membentuk lapisan di atas lapisan ekstrak. DNA akan terpresipitasi di bagian atas lapisan etanol. Gampang bukan? Ini sudah pernah saya coba untuk praktikum anak-anak Biologi Unud....dan berhasil..hooorayyyy.....we got the DNA!!!
Pictures taken from http://citnews.unl.edu/hscroptechnology/html/printLesson.shtml?lessonID=990631834

Tuesday, May 13, 2008

Mestakung


Saya baru saja selesai membaca buku Mestakung yang ditulis oleh Yohanes Surya; salah satu dari dua idola saya (idola saya satunya lagi adalah Dahlan Iskan). Dalam buku ini beliau bercerita tentang sepak terjangnya mengantarkan anak-anak Indonesia menjadi juara di Olimpiade Fisika Internasional. Mestakung yang merupakan kependekan dari semesta mendukung ternyata adalah rahasia kesuksesannya. Pada mestakung, saat keadaan kritis, seluruh alam semesta, termasuk sel-sel dalam tubuh akan bekerja untuk mengatasi keadaan kritis tersebut. Air yang dipanaskan, ketika mencapai keadaan kritis secara bersama-sama akan berubah wujud menjadi uap air.
Banyak kejadian sehari-hari yang dicontohkan dalam buku ini yang merupakan hasil dari mestakung. Ketika dikejar anjing, sel-sel akan mengatur diri sehingga bisa meloncati pagar. Demikian halnya dalam pelatihan TOFI (Tim Olimpiade Fisika Indonesia), peserta diletakkan dalam kondisi kritis sehingga para peserta belajar tanpa paksaan.
Kata Pak Yohanes, jika ingin sukses, milikilah cita-cita setinggi mungkin dan capailah! Dalam kondisi kritis, sel-sel akan bermestakung. Proses mestakung terdiri dari krilangkung (kritis, langkah dan tekun). Ciptakan kondisi kritis, bertindak sedini mungkin dan tekun sehingga cita-cita dapat tercapai. Beliau juga menekankan, bahwa mestakung adalah hukum alam yang diciptakan Tuhan. Jadi dengan kekuatan Tuhan dalam mestakung, kondisi kritis dapat dilalui.
Hmmm, apa ya cita-cita saya. Ingin ke Eropa.....dengan gratis!!!!! Apa yang telah saya lakukan? Belum banyak memang. Saya mencari informasi (bukankah ini langkah pertama yang sangat penting?). Inginnya program yang tidak lama, sepertinya NFP (Netherland Fellowship Programme) yang paling cocok. Tapi ternyata application untuk 2008 sudah due semua. Teringat krilangkung lagi. Harus tekun dan tidak berputus asa.

Saturday, May 3, 2008

Field trip

Hari Kamis kemarin saya dan beberapa teman mengantar mahasiswa yang mengambil mata kuliah Genetika Tumbuhan, Pemuliaan Tanaman dan Hortikultura pergi field trip ke Candi Kuning, Bedugul. Kami mengunjungi kebun hortikultura Sila Artha milik Bp. Wayan Widia. Beliau adalah pengusaha sukses di bidang supplier sayur, buah, bunga dan produk makanan segar lain ke hotel-hotel dan supermarket di Bali.
Saat ini yang dikembangkan di kebun beliau adalah tanaman bunga potong (krisan dan lili), sayuran (bok coy, lettuce, iceberg lettuce), herb (rosemary, oregano dan basil) dan budi daya strawberi. Beliau juga mengembangkan paprika secara hidroponik. Di kebun beliau juga terdapat pembibitan tanaman hias seperti Begonia, Euphorbia, Phylodendron dan banyak yang lainnya.
Selain mendapat informasi tentang budidaya tanaman hortikultura serta usaha ke arah persilangan atau pemuliaan tanaman hias, kami juga mendapat 'kuliah gratis' dari Pak Widia tentang kewirausahaan. Menganalisis keadaan pasar merupakan salah satu kunci sukses Pak Widia di samping membina hubungan baik dengan petani lainnya dan dengan konsumen. Networking dengan dinas, penyedia bibit dan berorganisasi juga disarankan oleh Pak Windia jika ingin terjun menjadi pengusaha produk hortikultura, dan tentu saja penguasaan ilmu yang baik.
Melihat kesuksesan Pak Widia, para mahasiswa menjadi sangat antusias bertanya dan ingin mengikuti jejak beliau. Setelah acara diskusi, tentu kami tak lupa berfoto-foto.... dan membeli bibit bunga!!!